Tuan Rumah Olimpiade, Indonesia Harus Siapkan Dana 4 Kali Lipat Asian Games
beritaterkini99 – Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, menyarankan agar segera dibentuk tim khusus tuan rumah Olimpiade. Dana besar harus disiapkan.
Erick menyampaikannya usai menghadiri peluncuran buku ‘Turbulensi Sport di Indonesia’ milik Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto di Media Center Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK), Kamis (15/11/2018).
Bos Mahaka Group itu mengatakan buku yang diluncurkan Sesmenpora terkait Asian Games dan Asian Para Games dapat menjadi pelajaran untuk menjadi tuan rumah multievent berikutnya.
“Karena kita dengan kekuatan gotong royong bisa mensukseskan Asian Games. Semoga setelah Asian games kita bisa menjadi tuan rumah Olimpiade. Tentu dengan persiapan yang baru bisa dilakukan tahun depan. Sebab, 2019 ada pemilu. Setelah itu baru kita bisa bentuk tim,” kata Erick.
Pembentukan tim sangat penting karena meski waktunya masih beberapa tahun untuk melakukan penawaran resmi, negara lain yang ingin menjadi tuan rumah juga menyiapkan tim khusus untuk meyakinkan mereka siap.
“Katanya kan Korea Utara dan Korea Selatan ingin mengambil momen ini sebagai tuan rumah. Dan kita tidak boleh kalah,” ujar dia.
Anggaran menjadi aspek krusial lainnya. Berkaca dari anggaran penyelenggaraan Asian Games Rp 4,5 triliun, dari usulan sebenarnya Rp 8,7 triliun. Nah, untuk Olimpiade, Indonesia harus menyiapkan empat kali lipat dari itu.
“Saya tidak tahu nanti siapa Presidennya saat itu tapi jika tidak siap (anggarannya) ya (lebih baik) jangan (menjadi tuan rumah). Daripada kita dipermalukan,” dia menyarankan.
Jakarta dan Jabar Terfavorit
Erick juga menilai Jakarta dan Jawa Barat masih menjadi kota favorit untuk menyelenggarakan multievent. Hal ini tak lepas dari ketersediaan lapangan sepakbola.
“Kan tidak mungkin gara-gara olimpiade Jakarta harus membangun tambahan 5 lapangan sepakbola. Di mana tempatnya? Ini yang pasti mau tak mau entah Jabar atau Banten bekerja sama,” tuturnya.
Pertimbangan lain soal jarak dan infrastruktur yang dibangun, terutama transportasi publiknya.
“Ini yang saya yakin dengan adanya olimpiade tentu fasilitas publiknya akan dikembangkan. Tapi jangan juga melihat untung rugi karena bicara membangun infrastruktur rugi juga. Kita tidak bisa berpikir bisnis tapi orientasinya servis kepada rakyat. itu yang saya bilang event olimpiade bukan hanya olahraganya saja, tapi infrastruktur dan fasilitasnya dibangun,” ujar dia.